Thursday, April 17, 2014

Sepuluh Tahun

Di usia yang masih sangat muda (menjelang 13 tahun), harus kehilangan seseorang yang sangat saya cintai. Saat itu masih berseragam batik, saya mengunjungi Beliau yang sudah 2 minggu lebih dirawat di rumah sakit. Banyak keluarga yang bergantian jaga disana, kecuali saya yang belum diperbolehkan menjaga Beliau saya karena masih terlalu kecil untuk mengerti semuanya. Saya hanya mengerti Beliau harus menjalani cuci darah dua kali seminggu.

Sesampainya di rumah sakit saya masuk ke ruang perawatan dan melihat beberapa dokter serta suster yang sedang mengecek kondisi Beliau. Saat itu juga bude saya berbisik, "Ayo bacain doa buat papa", saya berbisik ke telinga Beliau "Pah ini mevi, papa yang kuat ya" (sesekali menyeka air mata sambil berdoa di dalam hati agar kondisi Beliau segera stabil).

Beliau tidak berkata apa-apa, Beliau hanya tersenyum melihat saya.

Tidak lama dokter menyatakan bahwa beliau telah tiada.
Saya lemas, tidak bisa berkata apa-apa.

Lalu jenazah Beliau dipersiapkan untuk dibawa ke rumah, saya hanya keluar dari ruang perawatan sambil menangis. Terlihat keluarga dan sahabat saya berkumpul di dekat lorong. Mereka memeluk saya erat dan mengucapkan bela sungkawa. Tidak lama, mama datang dan masuk ke ruangan dan berteriak histeris diiringi tangisan kehilangan.

14 April 2004-14 April 2014

10 tahun Beliau meninggalkan keluarga, sahabat dan kerabat.
Meninggalkan sosok yang sangat dicintai semua orang.
Meninggalkan begitu banyak kenangan yang tidak akan pernah terlupakan.

Hanya doa yang dapat terucap..
Semoga Beliau selalu bahagia di sisi-Nya.
Semoga suatu hari nanti kami sekeluarga bisa berkumpul lagi di Surga-Mu Ya Rabb.

Titip salam sayang saya untuk beliau.
Maaf kalau saya belum bisa jadi anak yang membanggakan keluarga.
I promise you that someday I'll make you PROUD!


Terima kasih,Papa.
Suri tauladanmu akan selalu kami kenang sepanjang masa.

I love you.